30 March 2016

Bedah Buku: Pengenalan dan sehingga Bab 3 - Lembaga Budi Karya Buya Hamka

Sneak peak - Lembaga Budi karya Buya Hamka

Diribut runduklah padi
Dicupak Datuk Temenggung
Hidup kalau tidak berbudi
Datuk Tegak ke mari canggung

Tegak rumah karena sandi
Runtuh budi rumah binasa
Sendi bangsa ialah budi
Runtuh budi runtuhlah bangsa

Budi Al-Quran itulah yang telah menimbulkan suatu umat yang besar, yang telah berkumandang suaranya di bawah kolong langit ini, ke Timur, ke Barat, ke Utara dan ke Selatan, menegakkan suatu negara dan suatu peradaban yang diakui sebagai rantai emas yang gilang gemilang di dalam tarikh peri kemanusiaan.

Buku ini dimulai dengan chapter "Budi yang Mulia" - Manusia itu bilamana bergerak, maka gerak dan geriknya itu timbul dari dalam, bukan datang dari luar....
Setiap perenggan setiap muka surat sangat benar dan mendalam untuk dihadamkan. Malunya Bila terkena pada diri sendiri. Hidup diingatkan Jangan menongkat dagu mengangkat diri...

M/s 34
Kalau engkau berasa bangga lantaran telah banyak melakukan pahala, hendaklah dipikirkan pula bahwa engkau pun banyak berbuat dosa, engkau banyak lalai dan kekurangan. Bertambah engkau pikirkan itu, maka kelak kebajikan yang diperbuat belumlah seimbang dengan kesalahan dan dosa yang dilakukan. Entah-entah dosa lebih banyak dari pahala. Allahu Allahu Allahu 😢

Bagaimana mengenal kekurangan diri?
  1. Carilah seorang guru, pendidik yang berpandangan luas tentang ilmu jiwa dan mengerti cacat yang tersembunyi
  2. Carilah seorang sahabat karib yang jujur dan berpandangan luas, lagi beragama. Mintalah teman itu menunjuki kita, mana perangai atau perbuatan dan kelakuan kita yang buruk, baik lahir atau batin.
  3. Ketika Saiyidina Umar bin Khattab menjadi khalifah, beliau tidak segan-segan bertanya kepada orang yang dipercayainya apakah nampak kesalahan-kesalahannya.
  4. Orang yang lebih tinggi martabat akalnya, lebih rendahlah hatinya dan lebih banyak dia mengakui kekurangannya. Mereka lebih suka mendekati teman yang setia dan jujur, yang dapat menegur jika dia bersalah.
  5. Ambil faedah dari mulut musuh-musuh. Kerana apabila orang telah benci, dia lekas benar dapat melihat cacat orang yamg dibencinya.
  6. Bergaul dengan sesama manusia. Pergaulan adalah pendidikan sopan santun yang baik sekali.
Ditanyai orang Nabi Isa AlMasih as, "Siapakah yang mendidik tuan?"
Beliau menjawab, "Tidak ada guru yang mendidikku. Cuma aku lihat kebodohan orang yang bodoh menambah cacat dirinya, lalu aku jauhilah kejahilan itu."

M/s 53-55

No comments: