Ramadhan hari ke-19 Alhamdulillah.
Allah swt berfirman dalam Surah Al Hujarat Ayat 12 bermaksud:
[49.12] Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang; dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani.
Sabda Rasulullah Sallallahu ’alaihi wasallam yang bermaksud:
“Wahai golongan yang beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya. Janganlah kamu mengumpat kaum Muslimin dan janganlah mengintip keaiban mereka, maka barang siapa yang mengintip keaiban saudaranya, nescaya Allah akan mengintip keaibannya dan siapa yang diintip Allah akan keaibannya maka Allah akan membuka keaibannya walaupun dirahsiakan di lubang kenderaannya.”
(Hadis riwayat at-Tirmidzi)
Pernah tak kita merasa, kadang-kadang atau selalu, bahawa kita hidup di dunia ini, kita rasa kita lebih mulia dari orang lain, kita lebih pandai dari orang lain, kita lebih tinggi darjatnya dari orang lain, sehinggakan kita melihat orang lain itu lebih rendah di sisi kita atau tidak layak untuk berada di sisi kita.
Kadang-kadang, kerna satu kesalahan sahaja kita mencanang-canangkan kesalahan tersebut kepada umum, menyebarkan keburukannya sehingga mengaibkan orang tersebut.
Muhasabah untuk diri jua, ketahuilah bahawasanya, itu merupakan ujian bagi kita dan mereka. Ujian bagi kita yang melihat keaiban tersebut dan ujian bagi mereka yang telah tanpa sengaja atau tidak sengaja membuka aib masing-masing.
Peliharalah aib mereka
Allah akan pelihara aib kita di dunia dan akhirat.
Peliharalah aib kita sendiri
Jangan pula kita yang sibuk-sibuk membuka aib kita sendiri dengan menyebarkannya di laman sosial atau di mana-mana sahaja.
Banyak saranan mengenai menutup keaiban orang lain di dalam Al-Quran dan juga Hadith Rasulullah SAW.
"Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Dia tidak menganiayanya dan tidak pula membiarkan dia teraniaya. Siapa yang menolong keperluan saudaranya maka Allah akan menolong keperluannya pula. Siapa yang menghilangkan kesusahan seorang Muslim, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Dan siapa yang menutup keaiban seorang Muslim, maka Allah SWT akan menutup keaibannya di hari akhirat." (HR Bukhari)
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Barzah Al-Aslamiz dari Rasulullah SAW:
“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya dan iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian meng-ghibah kaum muslimin dan jangan mencari-cari mengintai aurat mereka, kerana orang yang suka mencari-cari aurat kaum muslimin, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya di dalam rumahnya (walaupun ia tersembunyi dari manusia).” (HR. Ahmad 4/420, 421,424 dan Abu Dawud no. 4880. Kata Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Abi Dawud: “Hasan shahih.”)
"Semua umat ku selamat kecuali orang yang terang-terangan melakukan dosa. Dan termasuk terang-terangan itu adalah seorang yang melakukan dosa di waktu malam gelap mendadak pagi-pagi diceritakan kepada orang lain. Padahal semalam Allah telah menutupi dosanya itu tetapi setelah paginya dia membuka apa yang Allah tutup itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Ketika asyik membicarakan keaiban orang lain, tanpa sedar kita sebenarnya memperlihatkan keaiban kita sendiri. Ibarat kata pepatah, “Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tiada tampak.”
Marilah kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Allah sentiasa menutup aib-aib kita dan anak keturunan kita dan kita tidak membuka aib kita sendiri. Semoga Allah SWT jua mengampuni seluruh aib, dosa dan kesalahan kita dan anak keturunan kita, serta menjadikan kita orang yang suka menutup aib orang lain dan menjaga aib sendiri.
Semoga Allah SWT juga menjadikan kita hamba yang mampu menjaga lisan, lidah dan tangan (tulisan) dari membicarakan hal-hal yang aib dan tidak mendatangkan faedah kepada kita dan juga orang lain, menggantikan bicara-bicara kita dengan yang baik-baik sahaja.
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang melepaskan dari seorang mukmin satu kesusahan yang sangat dari kesusahan dunia niscaya Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan dari kesusahan di hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah akan memudahkannya di dunia dan nanti di akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan kelak di akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya….” (HR. Muslim no. 2699)
Allahu Ta'ala A'lam
Allahu Ta'ala A'lam
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment