Bilamana saya berasa dan berada di dalam kesulitan, saya selalu bacakan pada diri saya sendiri Surah ini. Surah Al-Insyirah sesungguhnya memberi impak yang tinggi di dalam kehidupan. Begitu juga dengan Surah Al-Kautsar.
Tafsir Surah Al-Insyirah ayat 5 dari Tafsir Al-Azhar Buya Hamka:
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (ayat 5). Ini adalah Sunnatullah! Nabi Muhammad merasa berat beban itu sampai seakan-akan hendak patah tulang punggung memikulnya. Namun di samping beratnya beban, atau beserta dengan beratnya beban, namanya diangkat Tuhan ke atas, sebutannya dimuliakan! Karena demikianlah rupanya Sunnatullah itu; kesulitan selalu beserta kemudahan. Yang sulit saja tidak ada! Yang mudah saja pun tidak ada! Dalam susah berisi senang, dalam senang berisi susah; itulah perjuangan hidup. Dan ini dapat diyakinkan oleh orang-orang yang telah mengalami.
Ada penafsiran bahwa “Sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Lihat Terjemahan Al-Qur’an Kementrian Agama hal. 1037). Dia mengartikan ma’a dengan ba’da; beserta dengan sesudah.
Memang ada juga dalam Al-Qur’an disebutkan:
“Kelak Allah akan memberikan kemudahan sesudah kesulitan.”(Ath-Thalaq: 7)
Ayat ini adalah lebih khusus sifatnya, yaitu memberi harapan kepada suami isteri yang dalam kesempitan tekanan-tekanan ekonomi dalam rumahtangga; sesudah sekarang susah, nanti akan mudah. Bahkan dalam kesulitan itu sendiri ada kemudahan. Pada mulanya kadang-kadang orang tidak menampakkannya. Namun setelah diperhatikan dengan Iman, jelaslah kelihatan.
Lalu diulang sekali lagi untuk lebih mantap dalam fikiran: “Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (ayat 6). Dan itu memang akan terjadi terus, berulang-ulang, kesulitan itu senantiasa disertai kemudahan; dalam susah ada mudahnya, dalam sempit ada lapangnya. Bahaya yang mengancam adalah menjadi sebab akal berjalan, fikiran mencari jalan keluar. Oleh sebab itu dapatlah diyakinkan bahwa kesukaran, kesulitan, kesempitan, marabahaya yang mengancam dan berbagai ragam pengalaman hidup yang pahit, dapat menyebabkan manusia bertambah cerdas menghadapi semuanya itu, yang dengan sendirinya menjadikan manusia itu orang yang dinamis.
Tetapi ini pasti akan tercapai hanya jika Iman di dada dipupuk, jangan lemah iman. Karena lemah iman akan menyebabkan kita terjatuh di tengah jalan sebelum sampai kepada akhir yang dituju, yang akan ternyata kelak bahwa kesulitan adalah kejayaan dan keberuntungan yang tiada taranya. Kadang-kadang sesuatu pengalaman yang pahit menjadi kekayaan jiwa yang tinggi mutunya, jadi kenangan yang amat indah untuk membuat hidup lebih matang. Sehingga datang suatu waktu kita mengucapkan syukur yang setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya karena Tuhan telah berkenan mendatangkan kesulitan itu kepada kita pada masa yang lampau.
Itulah suatu keajaiban hidup!
“Maka apabila engkau telah selesai, maka tegaklah.” (ayat 7). Artinya apabila telah selesai suatu pekerjaan atau suatu rencana telah menjadi kenyataan: Fan-shab! Artinya bersiaplah buat memulai pekerjaan yang baru. Dengan kesadaran bahwa segala pekerjaan yang telah selesai atau yang akan engkau mulai lagi tidaklah terlepas daripada kesulitan, tapi dalam kesulitan itu kemudahan pun akan turut serta. Ada-ada saja nanti ilham yang akan diberikan Allah kepadamu, asal engkau senantiasa menyandarkan segala pekerjaanmu itu kepada Iman.
Tetapi sekali-kali jangan lupa, yaitu: “Dan hanya kepada Tuhanmu, hendaklah engkau berharap.” (ayat 8).
Inilah satu pedoman hidup yang diberikan Tuhan kepada Rasul-Nya dan akan dipusakakan oleh Rasul kepada ummatnya, yang tegak berjuang menyambung perjalanan memikul “beban berat” itu menjalankan perintah Tuhan; selesai satu usaha, mulai lagi usaha baru. Tapi Tuhan jangan ditinggalkan! Jangan gentar menghadapi kesukaran, karena dalam kesukaran itu pasti ada kemudahan, asal engkau pergunakan otakmu buat memecahkannya. Sebab Tuhan tidak pernah mengecewakan orang yang bertawakkal kepada-Nya.
- Kesulitan, ianya merupakan Sunnatullah. Di sebalik kesulitan itu akan ada dan datangnya kesenangan, sama ada anda mencapainya semerta di dunia atau di sana nanti.
Mungkin Allah ada perancangan lebih baik buatku
Mungkin juga Allah Ingin mendidikku
Mungkin juga Allah Ingin menambah sabarku
Mungkin juga Allah Ingin jadikan aku lebih syukur
Mungkin juga Allah Ingin jadikan aku lebih tabah
Mungkin juga Allah Ingin jadikan aku lebih hamba
Hidup di dunia hanya sementara
Berbaik berbakti berusaha selama mampu
Diuji Nya dengan hidup sendiri agar aku sentiasa merasa kebergantungan sepenuhnya kepada-Nya
Diuji Nya dengan politik kotor di pejabat, agar aku sentiasa sedar manusia ini bukan semuanya merasa hamba
Diuji Nya dengan gelagat anak-anak buah ditempat kerja, agar aku sentiasa sedar bukan lah satu privilege sekiranya menjadi ketua atau leader. Namun, ramai pula yang berebut rebut hendak berada di atas sana sehingga lupa bahawa ada yang lebih Atas dari diri mereka
Diuji Nya dengan kesaksian sifat manusia yang tidak bersyukur, selalu mengadu, mengeluh seolah-olah masalah dialah yang paling besar di dalam dunia ini, agar aku belajar untuk lebih syukur dengan apa yang aku ada
Aku letih sebenarnya, Ingin sekali rehat untuk selamanya. Namun, perjuangan belum lagi selesai. Ujian ujian ini seharusnya membuatkan aku semakin cergas pemikirannya, kerna otak akan bekerja keras untuk mencari jalan penyelesaian. Melainkan pilihan sebaliknya yang dipilih, iaitu tidak berbuat apa apa dan menyalahkan takdir. Maka, rehatlah nanti sepuas puasnya bila Allah menarik nikmat kehidupan. Namun, biarlah hamba-Nya ini, pergi dalam tenang, beriman dan dalam Islam. Mati dengan penuh senyuman.
Manusia sentiasa ada pilihan.
Memilih untuk bertindak atau tidak berbuat apa apa
Memilih untuk teruskan perjuangan atau biarkan diri kalah dalam perjuangan
Memilih untuk bahagia atau sebaliknya...
It's definitely you yourself to make a choice
Allahul musta'aan
No comments:
Post a Comment