12 January 2010

357hari mencari cinta-hari ke-4

Luar biasanya cinta sehingga mampu mencairkan hati yang sejuk beku menjadi panas dan membakar perasaan manusia….

Luar biasanya cinta sehingga mampu menjadikan sang pencinta itu tabah dan kuat ketika dilanda badai dan derita…

Luar biasanya cinta…dan cinta itu boleh menjadi luar biasa hendaknya, diselang seli dengan warna warni senang dan payah...

Lewat petang tadi, melawat suami sahabat lama yang berada di ICU sejak empat hari lepas disebabkan oleh virus yang menyerang system imun beliau(kalau tak silap saya)…kesempatan balik awal dari kerja petang tadi diluangkan untuk menjenguk keadaan beliau…

HUKM, lama dah tak datang ke tempat yang pernah menjadi rumah sementara selama 2 minggu lebih kurang 11 tahun yang lepas.

Wad ICU di tingkat 2 – dipenuhi dengan pelawat-pelawat yang datang menjenguk saudara atau kawan-kawan yang sedang ditimpa musibah dan dugaan Tuhan…

Melihat ketabahan dan kekuatan sahabat saya menghadapi dugaan yang menimpa beliau, berulang alik dari seremban ke HUKM sudah membuatkan saya kagum…betapa cinta seorang isteri kepada suaminya menjadikan semua dugaan yang menimpa ditempuhi dengan sabar…sentiasa mendoakan kesejahteraan dan kebaikan suaminya agar cepat sembuh dan kuat semangat menentang kesusahan dan kesukaran yang menimpa.

Cinta sang isteri…sanggup berkorban utk suaminya, sanggup berada di sisi suaminya ketika senang dan apatah lagi ketika susah, dan tidaklah dinamakan cinta sejati kiranya tidak diduga dengan kepayahan dan kesusahan di dalam alam rumahtangga, Cuma tingkatan dugaan itu berbeza antara pasangan suami-isteri itu dengan yang lain…dan bagaimana cara pasangan tersebut menghadapi dugaan yang menimpa itu…

Hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi Rasululllah saw bersabda: “Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para nabi atau syuhada’ tetapi para nabi dan syuhada’ iri kepada mereka.”
Ketika ditanya para sahabat, Rasulullah SAW menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah dan saling kunjung karena Allah.”

AllahuAkbar…isteri dan suami yang saling mencintai kerana Allah besar ganjarannya dan kerana besar ganjarannya, besarlah juga dugaan yang Allah turunkan bersesuaian dengan kemampuan hambaNya…kerana cobaan itu menjadikan ikatan kasih sayang, mawaddah dan cinta antara keduanya jika diselami dan dimanfaati, akan menjadikan mereka kuat dan semakin cinta kedua-duanya.

Semoga sahabat saya berterusan menjadi isteri mithali dan isteri di syurga Firdausi utk suaminya yang tercinta dan cinta mereka tetap teguh, seteguh cinta Zulaikha, sesuci cinta Siti Khadijah dan semurni cinta Siti 'Aisyah…InsyaAllah!

Saya kongsikan bersama sebuah cerita yang saya petik dari blog serikandikenyalang.blogspot.com
CINTA SEORANG SUAMI... Based on True Story..

Dilihat dari usia beliau sudah tidak muda lagi, usia yang sudah senja bahkan sudah mendekati malam. Masa Pak Suyatno, 58 tahun ke sehariannya diisi dengan merawat isterinya yang sakit. isterinya juga sudah tua. Mereka berkahwin sudah lebih 32 tahun

Mereka dikurniakan 4 orang anak .... disinilah awal cubaan menerpa, setelah isterinya melahirkan anak ke empat ..... tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak boleh digerakkan. Hal itu terjadi selama dua tahun.

Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak mampu digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapkan, dan mengangkat isterinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat ke tempat kerja dia meletakkan isterinya di hadapan TV supaya isterinya tidak berasa kesunyian.

Walau isterinya tidak dapat bercakap, tapi dia selalu melihat isterinya tersenyum, dan pak suyatno masih berasa beruntung kerana tempat kerjanya tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siang hari dia boleh pulang ke rumah untuk menyuapi isterinya makan. Petangnya dia pulang memandikan isterinya, mengganti pakaian, dan selepas maghrib dia temankan isterinya menonton tv sambil bercerita apa sahaja yang dia alami seharian.

Walaupun isterinya hanya mampu memandang (tidak mampu memberikan respons ), pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda dan bergurau dengan isterinya setiap kali menjelang tidur.

Rutin ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan sabar dia merawat isterinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yang masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Kerana setelah menikah mereka tinggal dengan keluarga masing-masing.
Dan pak suyatno tetap merawat ibu kepada anak-anaknya, dan yang dia inginkan hanya satu: semua anaknya berjaya.

Dengan kalimat yang cukup hati2 anak yang sulung berkata : "Pak kami ingin sekali merawat ibu ... Semenjak kami kecil kami melihat bapak merawat ibu dan tidak ada sedikit pun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak izinkan kami menjaga ibu."
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya .....

"Sudah yang kali keempat kami mengizinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengizinkannya. Bila bapak akan menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini ... kami sudah tidak sampai hati melihat bapak begini... kami berjanji akan merawat ibu dengan sebaik-baiknya secara bergantian," ujar anaknya yang sulung merayu.

Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga oleh anak-anaknya.
"Anak-anakku. .... jikalau hidup di dunia ini hanya untuk nafsu.... mungkin bapak akan berkahwin lagi.... tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku... . itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian..." Sejenak kerongkongannya tersekat... "Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Cuba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti Ini ?
Kalian menginginkan bapak bahagia .... Apakah batin bapak dapat bahagia meninggalkan ibumu dalam keadaannya seperti sekarang ?
Kalian menginginkan bapak yang masih diberi Allah kesihatan yang baik dirawat oleh orang lain ....... bagaimana dengan ibumu yg masih sakit ?"
Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak Suyatno... Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata ibunya... Dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu...
Sampailah akhirnya pak Suyatno diundang oleh salah satu stesen TV swasta untuk menjadi panel jemputan acara Bimbingan Rohani Selepas subuh dan juru acara pun mengajukan pertanyaan kepada pak suyatno...

Kenapa bapak mampu bertahan selama 25 tahun merawat Isteri yang sudah tidak mampu berbuat apa-apa?

Ketika itu pak Suyatno pun menangis.... tamu yang hadir di studio yang kebanyakan kaum ibu pun tidak mampu menahan rasa terharu...

Disitulah pak suyatno bercerita... Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai kerana Allah maka semuanya akan luntur...

Saya memilih isteri saya menjadi pendamping hidup saya .... Sewaktu dia sihat diapun dengan sabar merawat saya... Mencintai saya dengan sepenuh hati zahir dan batinnya bukan dengan mata kepala semata-mata. .. dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu dan baik-baik...

Sekarang dia sakit berkorban untuk saya kerana Allah... Dan itu merupakan ujian bagi saya.

Sihat pun belum tentu saya mencari penggantinya. .. apalagi dia sakit ... Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya mengadu kepada Allah di atas sajadah supaya meringankan penderitaan isteri saya.

Dan saya yakin hanya kepada Allah tempat saya mengadukan rahsia dan segala kesukaran saya...kerana DIA maha Mendengar...

Wallahua’lam…
Semoga kita semua akan menemui cinta sejati...dan kiranya tiada ketemu sehingga di akhir nyawa, berusahalah kita utk mencapai cinta sejati di dunia yang kekal abadi...InsyaAllah!

1 comment:

miSSmOMo said...

sy nangis baca cita pakcik tu..