31 March 2009

MyCert Special Alerts - Vulnerability, Malicious and Worm

  • upgrade your Adobe Reader to 9.1. It can be downloaded from this URL : http://get.adobe.com/reader/
  • if you are not able to upgrade the Adobe Reader, use alternative softwares
  • do not open the attachment received by email from unknown sender or author
  • Upgrade to Adobe Reader 9.1. It can be downloaded from this URL : http://get.adobe.com/reader/
  • If user is not able to upgrade the Adobe Reader, it is advisable to do the followings:
      • Open PDF files with least privilege to limit the execution of the malicious file.
      • Do not open attachment received via email from unknown person or unexpected.
  • Apply the latest Microsoft Windows updates
  • Apply the latest antivirus signatures and updates.
  • Browse the Internet with least privilege user to limit the execution of the malicious file.
  • Do not open questionable email attachments and/or browse to unknown websites received via email from unknown person or received email unexpectedly.

25 March 2009

dah 34 rupernya....

it's a strange feeling though...
some people might think that age does matter and some, just follow the flow...

life can be easy...and life can be difficult
it's how we perceive, react and see the life and everything around us

whether u realize or not...your age increase every moment, every second, every minutes, every hour, every day, every month, every year in life...
and u become so close to your mortality
and lesser time to live...

strange...
that people might think that they will live tomorrow...
'sedangkan kematian itu lebih dekat dari apa yang kita jangka'
without realizing that death is always be with us...

Hidup...
Apa yang telah aku sumbangkan? What are my contributions, while living in this world...while living with people, animals and things around me?
Is it enough? or just enough? or still not enough? or not enough at all???
...the answers...only God knows!
So, while still living and breath the air that God has given to me....i need to remind myself that:
  • do the best i can...
  • contribute as much as i can and as much as i can afford to....
  • do good deeds, though some people might not like it...
  • don't expect people to thank me on my efforts coz i might get upset when people does not appreciate what i've done
  • and be good and nice to all!
Hidup...InsyaAllah!
Mati itu pasti!

Wallahua'lam

21 March 2009

La Tahzan - Hari Ini Milik Anda

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba.

Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang.

Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda.

Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.

Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyakbanyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada-Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari dengan penuh keridhaan.

{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.}
(QS. Al-A'raf: 144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.
Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda): Harimu adalah hari ini.

Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda?

Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi?

Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.

Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku
berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku." Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada Al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu".

Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."

"Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."
"Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Wallahua'lam - La Tahzan

20 March 2009

La Tahzan - Yang Lalu Biar Berlalu!

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya.

Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu!

Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata?

Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga.

Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?"
"Aku benci khayalan," jawab keledai.

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puingpuing yang telah lapuk.

Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan.

Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!

p/s: Sayangnya bagi sahabat-sahabat yang masih meratapi kesedihan masa lalu, bersedih dan menangis kepada kesedihan dan kesakitan masa lalu...kerana masa depan yang cerah sentiasa menunggu sebelum roh dicabut dari jiwa dan anggota badan.

Wallahua'alam - Dipetik dari buku - La Tahzan - Karya Fenomena DR. 'Aidh al-Qarni

19 March 2009

La Tahzan : Fikirlah dan Syukurilah!

Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.

{Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.}
(QS. Ibrahim: 34)

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.

{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.}
(QS. Luqman: 20)

Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.

{Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?}
(QS. Ar-Rahman: 13)

Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak
kuat dan suatu ketika patah?

Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lazat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda, hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung?

Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.

Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian,karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan
kemudian syukurilah!

{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.}
(QS. Adz-Dzariyat: 21)

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan -

{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.}
(QS. An-Nahl: 83)

Wallahua'alam - Dipetik dari buku fenomena - La Tahzan - Karya Fenomena DR. 'Aidh al-Qarni

11 March 2009

Travellingbie : Day 3: Nanggroe Aceh Darussalam...

8 Mac 2009 - This will be the last day visit to Aceh

Breakfast at 830am. As usual:
  • Fried Mee Hoon
  • Omelette
  • Bread with Tea
We went out for a walk on sunday morning before checking out from the Hotel and went back to Malaysia. Kebetulan terdapat sebuah teksi sedang menunggu di luar hotel, kami terus bertanyakan kadar untuk ke airport. Pak Adnan pembawa teksi memberikan kami kad bisnes beliau untuk memudahkan kami menghubungi sekiranya memerlukan servis teksi.

The sunday morning seems to be so quiet..the shops didn't open yet...dan jalannya agak tenang sekali. The dust from the road makes my face feels itchy...duh, gatal-gatal muka nie

Sepagi menyusuri jalanan Banda Aceh ini, menyedarkan aku, betapa hidup ini mesti dihargai, betapa bertuahnya hidup di bumi Malaysia...just put asides the political issues yang tak pernah habis-habis itu....

Warga Aceh, berjuang untuk hidup, dengan pendapatan yang kebanyakannya hanya cukup menampung keperluan asas keluarga...amat perit dirasakan. Ada juga yang kaya dan mewah, terus hidup dalam kemewahan...yang miskinnya kais pagi makan pagi, berjuang untuk hidup sehinggakan harus sampai menjadi licik bagi mendapatkan pendapatan yang lebih sedikit dari rakan-rakan seperjuangan...

Kami berjalan menusuri jalan-jalan Aceh sehingga akhirnya sampai ke Masjid Baiturrhaman. Kelihatan gerai-gerai kecil yang menjual sireh-sireh dibuka...seawal paginya mereka berniaga...
Kami menyusuri lagi jalan sehingga tiba di Pasar Aceh. Pasar Aceh sudah di buka seawal pagi...pengunjung masih belum ramai untuk memenuhi ruang-ruang kedai yang dibuka...sambil membelek-belek dan mencari-cari barang apa lagi yang boleh dibeli sebagai cenderahati bagi teman2 di Malaysia.

Bahang kehangatan pagi masih lagi belum terasa, tetapi jalannya yang berdebu menyebabkan keadaan tidak begitu selesa. Bangunan Pasar Aceh yang baru masih belum dibuka...sementelahan itu, perniagaan tetap diteruskan di barisan rumah-rumah kedai yang sedia ada.

Tidak berjumpa dengan apa-apa yang menarik yang boleh dibeli, kami terus ke hotel dengan menaiki beca 8000Rupiah. Dalam perjalanan, rantai motorsikal beca sang pemandu ini terputus...terus kami turun dan berjalan kaki menuju ke hotel yang sudah tidak berapa jauh lagi.

Kebetulan ada kedai video yang baru dibuka, kami singgah untuk melihat perkembangan movie-movie Indonesia yang terbaru. "Ayat-Ayat CInta" yang original telah habis dijual...VCD yang terbaru juga "Syahadat Cinta" diadaptasi dari novel best seller Taufiqurrahman. Kosnya hanya 29k + 5k vcd lagu. Balik ke hotel, rehat dan mengemas lebihan barang2 sebelum keluar semula jam 1130am untuk membeli makanan sebagai bekalan ke airport.

Jam 12pm - dalam misi mencari makanan, kami singgah di Restoran Mie Razali asalnya untuk makan di sana. Memandangkan keadaan tidak begitu selesa, kami memutuskan untuk 'tapau' Mee Goreng Cumi-cumi 17k dan Teh Botol lebih kurang 6k untuk dibawa balik ke hotel. Kemudiannya singgah di A&W versi Indonesia membeli makanan untuk dibawa sebagai bekalan di airport. Sekembalinya ke hotel, Emi yang manis sedang menunggu kami untuk memberikan barang yang telah dipesan kepadanya...rasa bersalah pulak bila dia menolak pemberian wang member aku tu. Nasib baik ada ole-ole dari malaysia yang boleh kami beri kepada Emi semasa check-out nanti.

1pm - Check Out hotel went smoothly...
Pak Adnan telah sedia menunggu kami dengan upah servisnya sebanyak 70k. Kami singgah solat di Masjid Baiturrahman buat kali terakhirnya...entah kenapa hati sedikit sayu bila meninggalkan masjid itu...perjalanan diteruskan menuju ke Lapangan Terbang Sultan Iskandar Muda...

Jam 2pm lebih sedikit, kami tiba di lapangan terbang...terkejut kami melihat ramainya warga Aceh di luar tempat check-in. Rupa-rupanya, menghantar anak-anak mereka yang bakal menyambung pelajaran di luar negara.

Scan beg dan check-in...takde ape sangat pun barang nak check-in sebab kami masing-masing bawak backpack je. Walaubagaimanapun, bagi penerbangan internasional, cukai dikenakan sebanyak 100k + 5k (sebagai donasi kepada perkembangan Aceh). Untuk 2 orang = 210k

Memandangkan duit rupiahnya hanya tnggal 193k (itu la duit rupiah yang tinggal), kami menambahkannya dengan RM sebanyak RM8. Nasib baikla tak mintak extra dari caj yang dikenakan...kalau mintak extra, kene keje dulu la kat Aceh nie...huhuhuhu

Sementara menunggu...untuk diterbangkan ke Malaysia, kami sempat berkenalan dengan warga Malaysia yang dalam rangka lawatan ke Aceh.

Tn. Hj Kamaruddin, yang kami jumpa dan kenali di airport dalam rangka lawatan ke tempat wali-wali dan ulama-ulama di Aceh...memang tabik la dengan pakcik nie. Perwatakannya yang ramah dan mesra menyenangkan kami...banyak tanya dan banyak cerita Tn. Hj nie...sambil di dalam poket kecil bajunya tersimpan buku nota mungkin untuk menulis segala macam perkara. Tn. Hj Din berasal dari Bota Perak hanya ditemani salah seorang cucunya menceritakan pengalamannya yang aku rasa memang tak terhitung banyaknya...dah pernah 2 kali naik kapal untuk menunaikan haji ke Makkah dan 8 kali ke sana menaiki kapal terbang. Dia tanya pulak kitorang nie, dah sampai Makkah ke belum...dengan malu-malu jer kitorang jawab....belum. Malu seh! Orang Bota Perak mesti kenal pakcik nie....

Kami tanya umur nya...terperanjat kami bila diberitahu, umurnya lebih 100tahun, dan Tn Hj Din nie telah mempunyai ramai cicit...tapi kami lihat masih lagi cergas, jalan bertongkat dan tidak memerlukan pertolongan orang lain. Jalannya masih cergas seperti seorang yang berumur 60-70 tahun lagaknya. Dia bertanyakan nama aku dan member aku nie, sambil merekodkan maklumat tersebut di dalam nota kecilnya...dan tulisannya di dalam bahasa jawi...susah nak tengok orang sekarang menulis dalam jawi, apa lagi tulisannya jawinya memang canteq...dalam diam-diam, aku kagumi Tn. Hj Din nie, yang boleh dikira "Tok" pada kami.

Hati aku berkata-kata, "Inilah agaknyer pakcik yang datang melawat ke Rumah Cut Nyak Dhien tempoh hari, orang yang aku ingin sekali nak berjumpa disebabkan umurnya dan melihat dengan mata kepala aku sendiri"...namanyer kami lihat ada di dalam buku pelawat dengan pernyataan umur melebihi 100tahun.

Apa yang ditulisnya, menyentuh perasaan aku:
"Kenali Puteri Robiah binti Kamal, dari Sarawak...." - dalam tulisan jawi
Ada lagi ker orang yang tulis macam tu...semua perempuan dianggap puteri....SubhanAllah!

"nanti senang, kalau masuk Syurga, boleh saya ajak kome nie sama-sama masuk Syurga...kalau kome masuk syurga, boleh saya cari kome..sama-sama masuk syurga" Tn. Hj Din tersenyum lebar....

Seperkara yang paling menarik di dalam perbualan kami....
Cucu Tn. Hj "Korang tak nak tanya ke apa rahsia dia panjang umur?"
Hehehehehe...aku sengih jer, terus bertanya pada Tn. Hj Din
"Pakcik, apa rahsia nya?"
Tn Hj Din menjawab "Selalu doakan kesejahteraan dan keampunan bagi roh-roh yang ada kat tanah perkuburan...." dia tersenyum sambil membacakan doa yang selalu dibacanya itu...
"Allahummaghfir Lil Muslimiina wal Muslimat...bila kita doakan, diorang doakan kita balik...panjang umur". Aku sengih jer...senangnya pakcik.
Cucu Tn Hj pulak menyampuk..."Ha...tu la, orang kita nie takut nak pegi kubur"...
Aku dengan member aku senyum jer la....

Dapat ilmu berharga nie...
"Atuk saya nie, mana-mana pegi senang jer...memang pemurah dan orang pun pemurah dengan dia. Masa kat masjid, makan dengan imam kat masjid...baki nasi yang atuk makan, imam masjid tu pulak habiskan. Datang ke Aceh nie, dia nak jumpa orang 'alim...kalau kat hotel, dia boleh berzikir dalam bilik yang sejuk tu...saya dapatkan jer apa yang dia nak dan berhajat, selebihnya dia duduk dalam bilik...." kata cucu Tn Hj Din nie...
"Hebatnya pakcik nie, bukan sembarangan orang nie"...hati aku berkata-kata
Orang akan berebut-rebut untuk habiskan baki makanan orang alim nie...memang alim la pakcik nie. Tasbih lekat di tangan, kiranya tidak berbicara apa-apa, mulutnya sentiasa bertasbih. Menurut kata cucunya, Al-Quran sudah berapa kali khatam...hafal pun apatah lagi...sehari boleh khatam Quran...bulan puasa berkali-kali khatam Quran. Rasa malu pada diri sendiri pun ada...bulan puasa pun terkial-kial nak khatam Quran, itupun sekali...inikan pulak bulan2 yang lain.

"Moh ler datang Bota..." Tn Hj Din mengajak kami ke rumahnya sambil menepuk-nepuk bahu aku...
"Kome nie macam anak-anak saya jer...moh ler datang Bota..."
hehehehe, biar benar pakcik nie...
"InsyaAllah pakcik, ada rezeki kami sampai la kat sana. Nanti kami cari pakcik" jawab ku berbahasa sambil tersenyum...
"Nanti ke Bota, cari Tn Hj Din...semua orang kenal"...balasnya dengan sengihan...bersihnya muka pakcik nie, berseri-seri.

The DOA'
Ada satu lagi Doa yang diajarkan kepada kami, sementara menunggu ketibaan kapal yang membawa kami...dan doa tu agak panjang jugak. Nasib baikla skill menulis di dalam Bahasa Arab masih lagi ada...

Sambil menuliskan doa yang dibaca oleh Tn Hj Din, Tn Hj memeriksa mana-mana tulisan yang tidak betul barisannya...atau kurang jelas tulisannya.

Doa tersebut dihujung mulut jer...lancar dibaca oleh Tn Hj Din...itulah ilmu paling berharga yang kami dapat sepanjang menunggu...

Di ruangan menunggu, kami duduk berasingan...member aku pulak borak dengan cucu Tn Hj Din nie, bercerita mengenai pengalaman di Aceh...aku pulak menulis travelogue catatan Aceh nie, tiba-tiba Tn Hj Din menyergah "Haaa...tulis kitab ke?" Terkejut aku, sambil tersenyum terangguk-angguk...cergas betul la pakcik nie. Aku lihat selepas itu, dia duduk bersebelahan dengan seorang pakcik yang lebih jauh muda dari nya...sembang-sembang, dan mengeluarkan buku nota kecilnya sambil mencatat sesuatu. Rasanyer, Tn Hj Din akan mencatat nama-nama orang yang dia jumpa di mana sahaja....

kita adaker buat macam tu?
rasanyer nak kene mula dah tu...mencatat nama-nama dan details orang yang kita jumpa, kenal dan sembang-sembang di mana-mana sahaja kita berada!

Jam 450pm - kami meninggalkan Aceh...Banda Aceh dalam kenangan.
Kiranya ada rezeki dan jodoh...kami akan sampai lagi.

Moga Syariat Islam akan terus kekal kukuh di Bumi Serambi Makkah ini dan semoga tiada lagi Tsunami kedua selepas ini....Wallahua'lam.

p/s: Sampai dengan selamatnya di Bumi Malaysia...Tn Hj Din dan cucunyer balik ke Ipoh dengan menaiki Bas...MasyaAllah!...mana datangnya energi pakcik nie! Semoga beliau dan cucunya selamat sampai dan sentiasa dinaungi payung Allah s.w.t...Aaaamin

10 March 2009

Travellingbie : Part 2:: Nanggroe Aceh - A Historical Visit

Hari ke-2 di Nanggroe Aceh yang juga dikenali dengan Tanah Rencong dan Serambi Makkah telah menjadi hari yang paling panjang sepanjang berada di sini.

Before that, we went to the receptionist to pay 300k for the second day.

Breakfast at 830am at Koetaradja Cafe - Meehoon and Fried Rice + Aceh bread + Aceh Coffee + Keropok yang sedap.

9am - bapak teksi motor nya telah menunggu untuk membawa kami bersiar-siar di sekitar Banda Aceh dan tempat-tempat bersejarah sepanjang hari seperti yang telah dijanjikan semalamnya dengan kos 100k.

Cut Nyak Dhien::
Destinasi pertama kami di Cut Nyak Dhien, replika rumah Serikandi Aceh yang terletak di Lam Pisang tidak jauh dari Banda Aceh. Perjalanan mengambil masa hamper 1/2 jam memandangkan kami hanya menaiki beca motor yang kelajuannya hanya 40km/j.

Menikmati suasana pagi sabtu yang merupakan hari libur bagi yang bekerja ditambah dengan cuaca yang cerah dan sepoi-sepoi bahasa serta debu-debu jalanan, seumpama menikmati kopi kaw selepas subuh.

Di kiri kanan jalan kelihatan rumah-rumah penduduk, kedai-kedai dan rumah-rumah kedai yang meronai jalan-jalan sekitar Aceh....hmmm...betul-betul suasana kampung!

Kami sampai di rumah replika kediaman Cut Nyak Dhien sekitar jam 930am.
Malangnya rumah tersebut masih belum dibuka.

Kami berhenti di Kedai Kueh Aceh bersebelahan dengan rumah Cut Nyak Dhien sementara menunggu rumah tersebut dibuka sambil membelek-belek kueh Aceh yang dijual di kedai tersebut.

Pengusaha Kedai Kueh Aceh - pernah bekerja di Kilang Mattel di Pulau Pinang sebelum tragedi tsunami. Patutla percakapannya ada slanga penang...

Dapat pulak geng yang boleh bertutur loghat Malaysia...apa lagi rancakla kami berbual....
Kami juga berkenalan dengan Pak Akob, yang tinggal di belakang rumah Cut Nyak Dhien. Sambil membaca akhbar Aceh, kami berbual mengenai perkara-perkara berlaku di Aceh sebelum dan selepas Tsunami. Disamping itu juga, beliau bertanyakan perihal kami yang datang ke Aceh...boleh tahan jugak pakcik nie, macam-macam ditanya, kami seolah-olah seperti tahanan yang disiasat oleh bapak polisi pulak.

Lama jugak nak menunggu penjaga rumah tersebut datang untuk memberi ruang kepada kami tetamu yang jauh datang menjenguk rumah Cut Nyak Dhien.

Sementara itu, Pak Akob bersungguh-sungguh mengajak kami datang bertandang di rumah nya yang terletak di belakang rumah Cut...

"Ishk...nak tolak pelawaan karang, agak kurang sopan....datang ke rumah pak akob karang, susah-susahkan dia pulak"

Dengan perasaan berat hati, kami menerima jugakla pelawaan beliau...dari luar, rumah Pak Akob nie nampak besar jugak dari rumah jiran-jirannya yang lain. Di belakang rumah Pak Akob nie terbentang kawasan sawah, tetapi disebabkan tiada irigasi / talian perparitan, kawasan tersebut tidak dapat diusahakan dan menjadi tanah terbiar.

"Kesian kan....orang yang betul-betul susah tidak mendapat pembelaan yang sewajarnya dari pemerintah...rakyat malaysia harus dan wajib bersyukur kerana nasib tidak semalang penduduk-penduduk kampung di Aceh nie"
Kami memasuki
rumah Pak Akob dengan berat hati...dia pulak yang beriya-iya menyambut kami. Kelihatannya seperti isteri Pak Akob sedang menyiapkan bahulu untuk tempahan dan dijual di Kedai Kueh Aceh. Bahulu ikan...yang bentuknya seperti ikan, rasanyer jarang dah jumpa kalau kat malaysia, diusahakan oleh isteri Pak Akob. Sebungkus = 6 bahulu ikan dijual dengan harga 5000k kepada kedai tersebut dan Kedai Kueh Aceh akan menjual bahulu tersebut kepada pelanggan dengan harga 6000k. Bayangkan untung sebungkus hanya 1000k sahaja. Kalau ditukarkan kepada duit malaysia adela dalam 28sen sebungkus.

Kami disajikan dengan bahulu yang telah dibakar...sedapnya, tapi...manisnya bahulu diorang nie dan air teh Aceh...duhhh...air teh pun manis sehinggakan tidak mampu untuk dihabiskan. "Agaknyalah...orang di sini manis2 belaka disebabkan suka makan yang manis-manis la kot", aku berkata-kata di dalam hati.

Pak Akob nie, mempunyai 2 orang isteri dan berbelas-belas anak dari kedua-dua isterinya. Isteri yang sorang lagi tinggal di "Lhoknga" - di Lhoknga Pak Akob mengusahakan kawasan tourism / homestay bagi pelancong yang ingin tinggal di dalam dusun / kebun. Menurut Pak Akob, Lhoknga merupakan kawasan tragedi tsunami yang memusnahkan hampir keseluruhan kawasan tersebut. Beruntungnya Pak Akob, dia tiada di Lhoknga semasa kejadian tersebut. Tragedi masih lagi berbekas di hati penduduk-penduduk di sini. Saban hari bila ada pelancong, peristiwa tsunami pasti akan menjadi topik utama. Beberapa orang anak Pak Akob bekerja dengan pemerintah. Walaubagaimanapun, bekerja dengan pemerintah di sini jauh berbeza dengan bekerja dengan pemerintah di Malaysia. Di sini, govt servant hidupnya miskin...menurut Pak Akob lagi, gaji sebulan hanya mampu utk makan selama 15 hari...dan yang selebihnya tidak makan ataupun makan...tetapi dengan suapan tau dengan membuat kerja sambilan. Boleh dibayangkanla...kenapa negara ini menjadi antara top country yang mengamalkan rasuah. Kalau ada govt servant yang bermewah-mewahan itu...tidak tahula punca pendapatan tambahannya dari yang mana... Pak Akob juga bercerita mengenai pengalaman beliau semasa berlakunya krisis di Aceh sebelum Tragedi Tsunami...beliau pernah dipukul oleh Gabungan Angkatan Aceh (GAM) sehingga menyebabkan telinganya kurang pendengaran.

Lama jugak kami di rumah Pak Akob. Setelah membayar kuih bahulu yang kami beli 25000k utk 4 bungkus dan selebihnya tu...paham-paham je la, tak sampai hati pulak nak bagi cukup2...dah la jamu kitorang dengan teh manis dan kuih bahulu, di baginya pulak keropok malinja dalam 1/2 kg rasanyer, terasa kejam la pulak bagi cukup2.

Al-kisah, keropok malinja nie asalnya dari buah. Buahnya diketuk-ketuk sehingga leper, maka...jadilah keropok malinja. ishk...bayangkanlah kalau guna pengetuk manual...nak ketuk satu-satu tu sampai leper dan dijual pulak dengan harga 40k sekg....berbaloi ke????

Selesai ziarah di rumah Pak Akob, InsyaAllah ada rezeki kami datang melawat pak akob lagi...atau kalau ada kawan2 kami yang akan ke Aceh, kami recommend kan untuk melawat pak akob sekeluarga, melihat cara2 pembuatan bahulu aceh + beli keropok malinja yang diusahakan sendiri oleh pak akob di kebun/dusunnya di Lhoknga.

Kami teruskan misi kami dengan melawat rumah Cut Nyak Dhien...
Besar amat rumah nie, dan gambar-gambar bersejarah yang ada di dalam rumah Cut, diberitahukan oleh penjaganya adalah yang original yang diambil dari Belanda.
Replika rumah tersebut menyerupai rumah yang asal yang telah dibakar oleh Belanda...
Menariknya rumah ini:
  • Bilik dayang-dayang - besarnya
  • Bilik Cut Nyak Dhien lagi besar - dan dihiasi dengan motif-motif seni tangan Aceh. Berwarnakan kuning melambangkan keturunan bangsawan Cut Nyak Dhien sehinggakan katil beradu dan tempat bersantap juga berwarna kuning.
  • Tempat mandian - perigi ditinggikan sehingga paras dapur untuk mengelakkan Belanda meracuni air telaga tersebut
  • Interior dalaman yang cukup besar, menggambarkan kaya dan bangsawannya Cut Nyak Dhien ini.
Setelah puas melawat kawasan rumah tersebut dengan dibantu oleh penjaganya, kami beransur meningglkan kawasan tersebut. Sebelum itu, buku pelawat kami tandatangani dan sebelum kami ada pelawat dari malaysia yang datang berkunjung sehari sebelumnya, dan amat memeranjatkan kami, pelawat tersebut berusia lebih 100 tahun.

"Ishk...sapela pakcik tu, sehat lagi berjalan dan berkunjung ke Aceh nie. Teringin la pulak nak jumpa dan kenal pakcik nie" hatiku berkata-kata

Memandangkan hari sabtu merupakan hari libur dan asalnya rumah tersebut tidak dibuka kepada pelawat, kami bertuah kerana penjaganya sanggup membukakan rumah tersebut semata-mata untuk kami berdua. Sumbangan diberikan sebanyak 10k sebagai 'token of appreciation' dan susah payah datang membukakan rumah tersebut.

Muzium Tsunami::
Muzium Peringatan Tsunami terletak bersebelahan dengan Kherkhof - tempat di mana dipercayai 2000 askar belanda dikebumikan.

Muzium ini masih belum siap sepenuhnya, hanya dekoratif luar sahaja yang telah siap sepenuhnya. Di tengah2 muzium ini di bina kolam yang luas dipenuhi dengan batu2 dan terdapat ikan cap di dalamnya. Kami merehatkan diri sebentar di tepian kolam tersebut sebelum meneruskan perjalanan di tengah hari yang panas ke destinasi-destinasi sejarah yang lain.

Gunongan::
Gunongan yang berada di taman sari kerajaan, merupakan simbol kekuatan cinta Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya yang cantik jelita Putri Phang ( Putroe Phang) yang berasal dari Pahang. Al-kisah dikhabarkan Putri Phang sering merasa kesepian ketika sang suami sibuk menguruskan pemerintahan, dia selalu teringatkan kampung halamannya di Pahang. Untuk membahagiakan isterinya, Sultan Iskandar Muda membina sebuah gunung kecil (gunongan) sebagai miniatur perbukitan yang mengelilingi istana Putroe Phang di Pahang.

Bersebelahan Gunongan, merupakan lokasi pemakaman keluarga sultan Kerajaan Aceh yang salah satunya adalah makam anak angkat Sultan Iskandar Muda, Sultan Iskandar Tsani (1636-1641) yang berasal dari Malaysia. Al-Fatihah!

Rumah Makan Khas Acheh Rayuk:: Ayam Tangkap
Makan tengahari kami...special sedikit. Lupakan kosnya...asalkan dapat makan ayam tangkap. Kami memesan ayam tangkap + sayur kangkung ditambah dengan makanan-makanan sampingan yang disajikan...
Menu makan tengahari
Setelah makanan siap dihidangkan...pemandu kami yang beriya-iya makan dulu tanpa menghiraukan adab..."hmmm...dia nie pulak yang lebih-lebih..." ayam tangkap memang sedap walaupun sedikit liat memandangkan ayam tersebut merupakan ayam kampung - sayur betik...mak aih, pahitnya walaupun telah digaulkan dengan nasi, sayur kangkung pun sodap, sambal belacan lebih kurang kat malaysia la, kerupuk malinja memang tidak dilepaskan, gulai kambing tak disentuh memandangkan cair yang amat...
Kesemua lauk-pauk kami utk tengahari = 134k yang paling mahal sekali buat masa nie...upah bersiar-siar pun tak semahal tu.

Pasar Aceh::
Selepas mengalas perut yang boleh dikira melantak....kami meneruskan perjalanan ke Pasar Aceh, mencari souvenir untuk dibawa balik.
  • Kopi Aceh
  • Bekas Pensil
  • Blouse
Semuanya sekitar 161k. Selesai pembelian dan sesi bergambar, kami kembali ke hotel untuk menghantar barang-barang yang dibeli.

Sekitar jam 2pm, kami keluar lagi menuju ke Masjid Baiturrahman untuk solat sunat tahiyyatulmasjid dan solat zohor+asar. Herannya kami kerana pemandu kami hanya duduk menunggu di luar masjid...apa salahnya solat sekali!

Destinasi yang dikira terakhir buat kami adalah - Martha Tilaar Day and Spa
Pusat Perawatan ini ekslusif hanya untuk wanita. Pria dilarang masuk...
Member beriya-iya ajak pegi buat perawatan....layankan aje la...hehehehe.
Price wise - jauh lebih murah dari yang ada di Malaysia dan perawatannya memang kelas
Perawatan bagi 2 orang selamat lebih 3 jam dengan perawatan yang pelbagai hanya berjumlah 480k. Kalau ditukarkan kepada duit Malaysia, tak sampai pun RM200.00
Ditambah pulak member belanja sempena hari kelahiran yang bakal menjelang tiba...makin sedapla perawatannya...:))

Sesudah selesai rawatan, kami membeli makanan malam di Restoran Bunda yang terletak bersebelahan dengan Martha Tilaar. Nasi Bungkus lauk paru goreng + bergedil = 10k, dan Nasi Bungkus lauk Ikan Bandeng = 20k, ditambah dengan kicap sebagai cicah memang menyelerakan perut kami yang bernyanyi-nyanyi kelaparan.

Setibanya di hotel, kami membayar harga upah kepada pemandu yang membawa kami...mintak ekstra la pulak.
"Ishk...dah bagi betis, mintak peha pulak...dah la makan free"
Katanya..."Ekstra kerana tempat nya jauh"
"Semalam takde pulak kata macam tu. hmmm...liciknya diorang nie"
Member pulak kata.."Kalau macam tu, baik kami ambik teksi saja. Dalam 35ok boleh duduk dengan selesa tanpa berpanas"
Malas nak bertekak panjang lebar, aku beri upah yang asal RM50.00 + 50k yang asalnya hanyalah RM50.00 lebih kurang 140k.

Begitulah liciknya mereka...jika tidak berhati-hati bakal dicekik duitnya...
Kita pulak malas nak bertekak lama-lama, bagi jer la atau buat tak tahu jer...either lembut kan hati atau keraskan hati....

kami kembali ke bilik hotel dengan hati yang tidak seberapa gembira...nasib baik la ada makanan malam yang sedap nie.

Selepas solat dan mengemas barang-barang yang dibeli, kami keluar semula untuk melihat-lihat suasana Banda Aceh di waktu malam.

Suprisingly, sunday night was happening...
kedai-kedai masih dibuka. seumpama mesir di malam hari yang dipenuhi dengan manusia...

Kami singgah di Kedai Eiger untuk melihat peralatan rekreasi dan beg-beg yang ada...Sling Bag Eiger menawan hati aku, langsung dibelinya dengan harga 115k selepas diskaun. Lepas nie boleh la bawak pegi mana-mana...:-D

Malam minggu di Banda Aceh seperti malam minggu di bandar-bandar lain - tidak sunyi walau sedikit pun. Kami keluar sekitar jam 830pm dan menjangkakan kedai banyak yang tutup dan jalanrayanya agak sunyi....tapi

Sebaik sahaja keluar dari perut hotel....bingit, dengan bunyian hon-hon kereta di jalanan. Laluannya sibuk! Kedai-kedai dan supermarket masih lagi dibuka. Warga Aceh ramai yang menghuni kedai-kedai kopi dan supermarket. Disebelah bangunan Pizza Hut ada Pesta Talentime dan ramainya anak-anak muda berada di sana....

Tragedi Tsunami sekitar lebih 4 tahun yang lepas, mungkin masih lagi bertakhta di hat warga-warga Aceh yang hidup, tetapi kehidupan tetap diteruskan...samaada jalannya betul atau jalannya bengkang bengkok...hidup mesti terus. Aktiviti transaksi, beli-belah berlanjutan sehingga ke malam seolah-olah tiada apa-apa yang berlaku.

Kami menyusuri jalan-jalan di Banda Aceh dan sekitarnya. Singgah di Kedai Galeri seolah-olah berada di Gedung pakaian yang besar walaupun tidaklah besar mana, tapi baju-bajunya...ya, amat la canteq. Kalau kat malaysia, baju bermanik dan bersulam sekitar lebih RM70, kat sini tak sampai RM40 duit kita....dan ironinya, harganya lebih murah berbanding dengan baju-baju di Pasar Aceh. Pakaian-pakaian tersebut didatangkan dari Medan, Bandung dan Surabaya....

Member pulak dah berhasil menemukan ole2 untuk familinya. Aku hanya berhasil mencoba baju2 tersebut...huhuhuhu

Keluar dari Galeri, kami singgah di Supermarket untuk meninjau2 apa yang ada...warga Aceh ramai lagi rupernya yang datang ke Supermarket untuk membeli belah...

Jam menunjukkan lebih 10 malam, jalanraya masih lagi sibuk dengan kenderaan...malamnya seumpama siang...dan malamnya seolah-olah tidak mahu tidur.

Setibanya di Hotel, masing-masing keletihan...esoknya perjalanan disambung lagi memandangkan penerbangan jam 450pm dan masih ada banyak masa disebelah paginya....

09 March 2009

Travellingbie : Part 1:: Nanggroe Aceh - A Historical Visit

6 Mac 2009

"Apa yang ada di Banda Aceh?"

Soalan spontan, bila ditanya ketika menghantar borang cuti untuk sehari atas tujuan untuk melawat Aceh....Ya! Apa yang ada di Banda Aceh ya?

Aku hanya menjawab, "Nak tengok Masjid Baiturrahman dan tempat-tempat dilanda tsunami 4 tahun yang lepas"

"tak bahaya ker?" tanya mereka lagi

"InsyaAllah...selamat"...walaupun di dalam hati ada keraguan bersarang.

Lawatan ke Aceh memang sesuatu yang ditunggu-tunggu...ada rasa debar, gementar, teruja, takut dan sebagainya. Perasaan berbaur-baur, namun keterujaan itu sentiasa ada...apatah lagi hotel belum ditempah. Pergi tanpa 'tour guide', dan maklumat hanya diperolehi dari laman web sahaja, pastinya mengundang sedikit resah, tapi aku yaqin tiada masalah untuk menempah bilik hotel setibanya di sana nanti.

hmmm...preparation cuma ala kadar.

sehari sebelumnya kene 'stayback' di pejabat sehingga jam 12 tengahmalam untuk menyiapkan kerja-kerja kritikal, itupun boss tak balik lagi...setibanya di rumah dah terlalu penat untuk 'packing' barang..."hmmm...esok jer la".

Rumah - ERL Putrajaya - KLIA - LCCT

Keesokan harinya, ada tugasan perlu disiapkan...hanya sekitar jam 10am, tugasannya siap...baru la nak berkemas-kemas apa yang patut dibawa. Keluar rumah sekitar jam 11am, terus menuju ke jusco utk menukar RM kepada Rupiah. Dengan hanya berbekalkan IDR 1juta...rasanya sudah mencukupi sepanjang lawatan ke Banda Aceh.

Dalam perjalanan menuju ke ERL Putrajaya, teringat pulak ada bende yang lupa untuk dibawa. Singgah sekejap di Guardian precinct 8, lantas terus menuju ke ERL. Di sana, member dah siap menunggu di ERL Putrajaya...tiket dari Putrajaya ke KLIA sekitar RM6.20. Jam 1220pm, train ke KLIA sampai dan mengambil masa sekitar 15 minit untuk sampai ke KLIA. Setibanya di KLIA, kami terus menuju ke perhentian bas untuk ke LCCT - tambang bas RM1.50 seorang. Bas ke KLIA mengambil masa lebih kurang 10-15 minit.

LCCT:

Ramainya manusia!
Seperti biasa, LCCT dipenuhi dengan lautan manusia...

kami mencuba untuk check in melalui mesin "Self Check-in", but the device failed to read the information from the passport, thus we proceed to the manual check-in. Luckily, we only bring our backpack and the check-in was quite fast compared to those who have the big luggage. Since we checked-in a bit early, - solat dulu, then heading to the LCCT Food Court to have our lunch there at 3pm...

LCCT Food Court:
The LCCT Food COurt was not as crowded as at the main terminal...tak ramai yang datang makan kat situ. The court was convenience - more than 5 food stalls + KFC + Musolla + Restrooms. The Lunch - Nasi Campur (Masakan nogori) - delicious and it's only cost us less than RM10 for two.

Departure:
330pm - departure time. The imiggration process went successful...but there was a long queue for scanning the beg before enterring the departure hall...kesian lak dekat warga-warga emas yang terpaksa q lama untuk masuk ke balai berlepas. This time - takde botol yang melebih 100ml seperti yang berlaku masa nak pegi singapore tahun lepas...hehehe. Kalau tak, memang jenuhla nak buang botol tersebut dan isi kandungannya terpaksa dimasukkan di dalam botol yang lain.

Departure Hall:
Ramainya manusia...!

The departure hall was full house with passengers going to various International Destinations. The mineral water at the shop inside was out of stock. We have to buy the mineral water from the deli cafe's and it cost us RM3.90 each bottle...3x ganda mahal dari convenient shops. Memang cekik darah betul kedai tu.

It was not so long for us to wait for the flight...jam 350pm, panggilan untuk penumpang ke Banda Aceh dari petugas AirAsia diwar-warkan.

Nowadays, AirAsia has imposed the seat number for passengers on the AK flights. However, still...penumpang masih lagi berebut-rebut nak naik kapal terbang, sedangkan di 'Boarding Pass' masing-masing telah ada 'Seat Number'. For those who pay extra for the seat, there can choose the seat number they want, and for others, the arrangement for the seat will be randomly picked when the passengers checked-in.

Masa Q nak masuk ke dalam perut 'belon' tertinggal pulak air mineral yang mahal itu...duhhh. Member gelak jer bila diberitahu air mineral mahal tertinggal di atas kerusi semasa menungu...huhuhuhu. takde rezeki la tu!

Walaupun tempat duduk telah ditetapkan, masih berlaku penumpang yang duduk sesuka hati...

I think, AirAsia should inform the passengers about the seat arrangement when they checked-in...pramugari bertugas pun jadi sedikit kelam-kabut mengatur urusan penumpang di dalam kapal terbang.

After all the trouble in the flight, at 4pm the flight AK921, finally flies smoothly to Banda Aceh. The journey took about 1hour and 25 minutes to Banda Aceh....here we come!

Banda Aceh:
We arrived at Banda Aceh at 425pm - 1 hour difference from Malaysia time.
The queue to enter was quite slow and long...

There was so much different in Malaysia - kaunter pengesahan penerimaan penumpang hanyalah sebuah meja biasa dan di situ pegawai kastam nya mengesahkan passport penumpang. Tidak ada kaunter bercermin dan cantik seperti di Malaysia.

Sementara menunggu, aku menelefon Hotel Sulthan untuk menempah bilik. Panggilan dijawab oleh Emi, reception hotel...duh, suaranya, halusnya dan gemersik...menggambarkan lemah lembut orangnya. Luckily, we managed to book the room.

Pak Hendra - +081360548758:
Teksi ke Hotel Sulthan - IDR 70,000
Pak Hendra kami temui di airport - ketika keluar dari balai ketibaan dia sedang berdiri di hadapan balai ketibaan tersebut mempromosi servis teksi nya...

Kebanyakan teksi mudah di dapati di luar airport dengan harga sekitar 70k...tapi berhati-hati dengan extra charge yang diminta kemudiannya sekiranya ingin singgah ke tempat2 yang dilalui sepanjang perjalanan ke hotel...

Kami bernasib baik kerana, ketika meminta pak hendra singgah sebentar ke Masjid Baiturrahman untuk mengambil gambar di luarnya, beliau tidak meminta tambahan untuk singgah sebentar di masjid...kami hanya mengambil gambar di luar masjid memikirkan masih ada masa lagi untuk mengunjungi masjid yang paling besar di Banda Aceh.

Hotel Sulthan letaknya tidak berapa jauh dari masjid - hanya 5minit menaiki kenderaan dan 15min berjalan kaki...kami terus membayar servis teksi 70k kepada Pak Hendra. Selain servis teksi, beliau juga boleh ditempah untuk tour ke tempat2 bersejarah dan kesan-kesan tsunami sepanjang hari sehingga jam 6pm dengan harga sebanyak 350,000 rupiah.

From Sultan Iskandar Muda Airport to Hotel Sulthan - nearly 20 minutes

Along the way to the hotel:
  1. the padi fields nearby airport - saujana mata memandang;
  2. rumah di kiri kanan jalan - sepertinya berada di kampung-kampung...masih ada lagi rumah-rumah di dalam pembinaan;
  3. jalan bertar dan sesekali berdebu mengiringi perjalanan kami menuju ke hotel;
  4. kedengaran bunyi hon kereta, mobil, teksi, motorsikal dan beca bermotor menemani perjalanan kami;
  5. Melalui Kuburan Mangsa Tsunami - kami berhenti sebentar menyedekahkan Al-Fatihah kepada mangsa tsunami yang dikuburkan beramai-ramai di Ulue Lheue. Kuburan tersebut mengebumikan beratus ribu mangsa tsunami di dalamnya;

sepanduk-sepanduk calon pilihanraya memenuhi tepian-tepian jalan...dengan pelbagai motto pilihanraya bagi memudahkan pengundi memilih calon yang sesuai. Di Aceh pilihanraya dipanggil Pemilu.

kalau di Malaysia, aksi hon dikatakan kurang ajar, tetapi di sini seperti sudah biasa sebagai tanda 'beri laluan' atau 'hai, kepada teman-teman di jalanan'

Hotel Sulthan: 
Ketibaan kami di Hotel Sulthan di sambut Emi dengan mesra sekali...sesuai dengan suara yang didengari di dalam telefon ketika menelefon Emi di airport, Emi memang seorang yang mesra dan lemah lembut perwatakannya.

Charge hotel semalam sekitar IDR 300,000 termasuk breakfast.

Selesai urusan check-in dan pembayaran untuk semalam bagi bilik hotel, kami diberi bilik bernombor 315.

Bilik hotel:
memasuki biliknya...terserlah kewangian bilik yang dijaga rapi;
selesa untuk 2 orang tetamu menghuni bilik tersebut;
tv, tuala manid, peralatan mandi disediakan;
tv- channel2 indonesia, hbo, cnn dsb;
bilik mandi nya boleh dikatakan selesa cuma, pintu bilik mandinya agak usang dan tiada ruang pengudaraan;
almari baju juga agak usang walaupun begitu, penyangkut baju disediakan untuk tetamu.

Walaupun terdapat beberapa kekurangan, keseluruhannya agak memuaskan...

Berehat sebentar sambil makan Smoked Chicken dari AirAsia...selepas solat maghrib, kami mengambil keputusan untuk keluar bersiar-siar melihat keadaan malam di Banda Aceh.

Menaiki moto teksi merupakan pengalaman yang tidak dapat dilupakan. Dengan kos sebanyak IDR 50k, kami dibawa bersiar-siar di kawasan sekitar dan mengelilingi kota. Asalnya nak jalan kaki jer...tapi tak tahu nak ke mana.

Malam sabtu di Banda Aceh, suasananya agak meriah juga dan tidak menampakkan penduduk kotanya trauma atau fobia dengan kesan tsunami.

Tempat-tempat yang dilawati:
  1. Masjid Baiturrahman - aktiviti selepas maghrib, diisi dengan tazkirah sebelum menunggu solat isyak
  2. Kapal LTD Apung 1 - yang terdampar lebih 4km di daratan semasa tsunami, memusnahkan rumah dan membunuh penduduk disekitarnya.
  3. Muzium Tsunami
  4. Masjid-masjid di Ulee Lheue - telah dibina semula. Masjid terdapat di mana-mana, tapi sayangnya jemaahnya tidak ramai...kami tertanya-tanya juga kenapa???

Ulee Lheueu - Pelabuhan lama yang dikelilingi dengan perkampungan nelayan. Semasa tsunami pada tahun 2004, 85% dari penduduknya telah meninggal dunia dan sekarang kawasan tersebut tidak sebegitu padat berbanding dengan sebelum tsunami. Al-Fatihah untuk mangsa-mangsa tsunami

Sepanjang perjalanan menerokai suasana malam di sekeliling Banda Aceh, banyak persoalan berada di sarang pemikiran kami:
kelihatannya ramai anak-anak muda yang lelakinya berada di kedai-kedai kopi berbanding berada di surau-surau atau masjid-masjid;
kelihatannya pacaran-pacaran sedang menikmati makanan sambil minum teh botol bersama pasangan masing-masing di gerai di tepi-tepi jalanan;
kelihatannya gedung dan supermarket lebih ramai dikunjungi;
dan kelihatannya tidak seperti sebuah negeri yang dikenali sebagai Serambi Makkah bagi aku...

Kami bertanyakan kepada pemandu beca mengenai kesan-kesan tsunami di Aceh, dengan penuh perasaannya dia bercerita mengenai tragedi tersebut...but..pictures around us, shows and told us differently....

03 March 2009

Paranoid

Paranoid

Saya terpanggil untuk membantu saudara yang bertanya mengenai masalah paranoid. Walaupun saya bukanlah pakar psikologi atau pakar kepada persoalan hati dan jiwa...mungkin tips di bawah ini boleh membantu:
  • Kenali diri kita - tanya diri kita kepada apakah kita paranoid, kenapa kita paranoid kepada sesuatu - bagaimana dari dalam diri kita dapat membantu menghilangkan perasaan tersebut, cari punca dan atasi punca tersebut;
  • Kurangkan kelemahan diri dengan mencari kekuatan di dalam diri kita;
  • Ciptakan suasana yang menyenangkan diri di dalam diri anda;
  • Tarik nafas panjang dan lepaskan perlahan-lahan supaya oksigen sampai ke otak, bagi memudahkan berfikir dengan waras;
  • Selalu melatih diri untuk berfikiran POSITIF terhadap segala hal;
  • Hilangkan kebiasaan berfikiran NEGATIF kerana bukan semua orang akan dapat memahami kita;
  • Lawan rasa takut, atau apa yang kita takuti untuk dihadapi...kerana yang perlu kita takuti hanyalah kepada Yang Maha Perkasa (Al-Jabbar, Al-Qahhar);
  • Biasakan mengatakan AKU BOLEH kepada diri sendiri, biasakan mengatakan AKU BERANI untuk mengatasi apa yang ditakuti;
  • Bercampur gaul dengan masyarakat, jangan biarkan diri sentiasa sendiri kerana bersendirian yang terlalu panjang akan menyebabkan depresi yang berpanjangan;
  • Bacalah dan fahamlah Al-Quran, moga kerisauan paranoid anda akan hilang, tak pun berkurangan!
Hakikatnya, semua saranan-saranan tadi bukanlah semudah yang disangkakan untuk diikuti. Sekurang-kurangnya bagi anda yang paranoid, boleh mencuba perlbagai cara untuk mengatasi masalah anda kerana tiada masalah yang sentiasa ada di dalam anda melainkan anda sendiri yang tidak mahu mengatasi masalah tersebut - Masalah kendiri itu yang penting diatasi dahulu. Orang di sekeliling kita yang coba menolong kita tidak akan berjaya sekiranya kita sendiri tidak membenarkan diri sendiri dibantu. Lebih malang lagi, bila diri sendiri tidak MAHU membantu diri sendiri untuk mengatasi masalah tersebut.

Find your inner strength…InsyaAllah everything will be fine!

Wallahua'lam