03 July 2014

Refleksi Ramadhan : Hari 5

Surah Al-Baqarah, ayat 286:
"Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami ! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir".

Asbabun Nuzul :

Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan lain-lainnya dari Abu Hurairah, katanya, "Tatkala turun ayat, 'Dan jika kamu melahirkan apa yang terdapat dalam dadamu atau menyembunyikannya, pastilah akan dihisab oleh Allah.' (Surah Al-Baqarah 284) sungguh terasa berat oleh para sahabat. Mereka datang kepada Rasulullah SAW. lalu bersimpuh di atas kedua lutut mereka, kata mereka, 'Ayat ini telah diturunkan kepada baginda, tetapi kami tidak sanggup memikulnya', maka Rasulullah SAW. bertanya, 'Apakah kalian hendak mengatakan seperti apa yang diucapkan oleh Ahli Kitab yang sebelum kalian, 'Kami dengar dan kami langgar?' hendaklah kalian ucapkan, 'Kami dengar dan kami patuhi. Ampunilah kami wahai Tuhan kami dan kepada-Mu kami akan kembali.' Setelah orang-orang itu berusaha membacanya hingga lidah-lidah mereka pun menjadi lunak kerananya, maka Allah pun menurunkan di belakangnya, 'Rasul telah beriman...' (Surah Al-Baqarah 285) Sesudah itu ayat tadi dinasakhkan oleh Allah dengan menurunkan, 'Allah tidak membebani seseorang kecuali menurut kemampuannya...'" (Surah Al-Baqarah 286) Muslim dan lain-lain meriwayatkan pula seperti di atas dari Ibnu Abbas.

Fadilat membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah iaitu ayat 285-286 pada permulaan malam, sebagaimana sabda Rasulullah SAWM: "Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka cukuplah baginya." (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan Ibn Majah dari Ibn Mas'ud)

Dalam kita mencapai tujuan hidup, masing-masing kita diberi bebanan oleh Allah SWT yang sesuai untuk ditanggung oleh setiap hambaNya. Yang miskin, ujian nya berbeza dengan yang kaya. Malahan yang kaya akan lebih mendapat ganjaran sekiranya mereka sentiasa berbuat kebaikan dan bersyukur di atas kekayaan yang diberikan Allah SWT. Manakala, ganjaran pahala yang besar juga si miskin akan dapat sekiranya mereka sabar dan redha setelah usaha yang gigih dilakukan di dalam meningkatkan kehidupan masing-masing. Dengan usaha, doa dan tawakkal, si miskin tetap miskin, namun si miskin sabar dan redha, itulah yang sebaik-baiknya bagi dia. Mungkin juga apabila dia kaya, kekayaan nya itu membawanya ke neraka disebabkan kufur di atas nikmat yang telah diberikan.

Allah SWT. mengajarkan doa kepada hamba-hamba-Nya bukanlah sekadar untuk dibaca dan diulang-ulang lafaznya saja, melainkan maksudnya ialah agar berdoa itu dibaca dengan tulus ikhlas dengan sepenuh hati dan jiwa, di samping melakukan segala perintah-Nya dan menghentikan larangan-Nya, sesuai dengan kesanggupan hamba itu sendiri. 

Doa adalah senjata orang mukmin yang mempunyai hubungan dengan tindakan dan perbuatan. Tindakan dan perbuatan mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu pengetahuan. Sebab itu orang yang berdoa belumlah dapat dikatakan berdoa, bila ia tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan serta menjauhi larangan yang harus dihentikannya.
(Petikan dari http://abubasyer.blogspot.com/2013/03/tafsir-surah-al-baqarah-ayat-286.html)
Allahu Ta'ala A'lam

No comments: